Kisi-Kisi Kimia Organik Kelas III ABCD
1. Menjelaskan beberapa istilah yang ada berhubungan dengan karbohidrat, protein, dan lipid.
2. Mampu menggambar sturktur molekul model fisher dan howard dari monosakarida serta molekul asam
amino.
3. Memahami reaksi pembentukan molekul disakarida, polisakarida, peptida, dan trigliserida lipid.
4. Memahami reaksi uji dan analisis sederhana dari karbohidrat.
5. Memahami reaksi uji dan analisis sederhana dari asam amino dan protein.
Monday, May 27, 2013
Tuesday, May 14, 2013
TUGAS JAWAB (ESSAY) "ASAM AMINO DAN PROTEIN"
Kerjakan pertanyaan di bawah ini dan jawaban tersebut diupload dalam blognya...
1. Bagaimanakah cara mengidentifikasi
adanya protein dalam bahan makanan?
2. Apakah yang dimaksud glikoprotein?
Berikan contohnya!
3. Apakah yang dimaksud denaturasi
protein? Sebutkan hal-hal yang menyebabkan terjadinya denaturasi protein!
4. Mengapa protein yang mengalami
denaturasi menjadi kehilangan fungsi biologisnya?
5. Apakah urea CO(NH2)2 menunjukkan uji
yang positif terhadap uji biuret?
6. Apakah yang dimaksud struktur
kuarterner protein?
7. Suatu sampel ditetesi larutan NaOH,
kemudian larutan tembaga(II) sulfat yang encer menghasilkan warna ungu. Bila
sampel dipanaskan dengan HNO3 pekat kemudian dibuat alkalis dengan NaOH
terjadi warna jingga. Apakah yang dapat anda simpulkan dari uji di
atas?
8. Suatu sampel memberi hasil yang positif
terhadap uji ninhidrin dan biuret tetapi negatif terhadap penambahan larutan NaOH
dan Pb(NO3)2. Kesimpulan apakah yang dapat diperoleh dari
fakta tersebut?
9. Apakah yang dimaksud dengan enzim?
Berikan contohnya!
10. Bila 20 molekul glisin berpolimerisasi
membentuk polipeptida. Berapakah massa molekul relatif polipeptida yang
terbentuk? Ar H = 1, C = 12, N = 14, O = 16).
Monday, May 13, 2013
PENGUMUMAN ALAMAT BLOG "BERMASALAH"
Disampaikan kepada peserta kelas Kimia Organik kelas III A, B, dan C terdapat beberapa alamat blog yang tidak bisa diakses dan dinilai. Mungkin terjadi perbedaan alamat blog. Harap dikonfirmasi kembali. Alamat blog tersebut yaitu :
1. http://www.organiksmakma3b21.blogspot.com/ (belum ada blog)
2. http://www.organiksmak3b16.blogspot.com/ (terkonfirmasi)
3. http://www.organiksmakma3b18.blogspot.com/ (terkonfirmasi)
4. http://www.organiksmakma3a25.blogspot.com/
5. http://www.organismakma3a03.blogspot.com/ (terkonfirmasi)
1. http://www.organiksmakma3b21.blogspot.com/ (belum ada blog)
2. http://www.organiksmak3b16.blogspot.com/ (terkonfirmasi)
3. http://www.organiksmakma3b18.blogspot.com/ (terkonfirmasi)
4. http://www.organiksmakma3a25.blogspot.com/
5. http://www.organismakma3a03.blogspot.com/ (terkonfirmasi)
Tuesday, April 2, 2013
PROTEIN
B. PROTEIN
Protein merupakan
polimer alam yang tersusun dari asam-asam amino melalui ikatan peptida,
sehingga protein juga disebut sebagai polipeptida. Di dalam tubuh kita protein
berfungsi sebagai zat pembangun, pengatur, pertahanan, dan sebagai sumber
energi setelah karbohidrat dan lemak. Protein dapat digolongkan berdasarkan
strukturnya, bentuknya, dan fungsinya.
Asam-asam amino
penyusun protein sekitar 20 jenis asam amino. Masa molekul relatif protein
berkisar antara 6.000 hingga jutaan. Unsur utama penyusun protein terdiri atas
C, H, O, dan N. Beberapa protein juga mengandung unsur S dan R. Marilah kita
pelajari terlebih dahulu asam amino yang merupakan monomer dari protein, baru
kemudian kita pelajari protein.
1. Asam Amino
Asam amino
merupakan senyawa yang memiliki gugus asam karboksilat (–COOH) dan gugus amina
–NH2. Secara umum asam amino dirumuskan dengan :
Bila gugus –NH2 terikat pada atom C
setelah gugus karboksilat (–COOH) maka termasuk asam alfa (α) amino, selanjutnya β amino
dan γ amino. Asam amino di alam pada umumnya terdapat
sebagai asam alfa (α ) amino, sehingga yang kita pelajari
adalah asam alfa (α ) amino.
Asam amino dapat
dibedakan berdasarkan gugus R (rantai samping) sebagai berikut :
a.
Dengan
rantai samping alifatik.
b.
Dengan
rantai samping yang mengandung gugus hidroksil.
c.
Dengan
rantai samping yang mengandung belerang
d.
Dengan
rantai samping yang mengandung gugus asam atau amida
e.
Dengan
rantai samping yang mengandung gugus basa
f.
Yang
mengandung cincin aromatik
Meskipun terdapat
sekitar 300 jenis asam amino di alam, hanya 20 yang terdapat dalam protein.
Dari 20 jenis asam amino ini hanya 10 asam amino yang dapat disintesis dalam
tubuh yang dikenal dengan asam
amino nonesensial, dan
yang 10 lainnya tidak dapat disintetis dalam tubuh yang dikenal dengan nama
asam amino esensial. Asam amino esensial terdiri atas
arginin, isoleusin, leusin, metionin, treonin, triptofan, dan valin.
Sifat-Sifat Asam Amino
1.
Asam
amino memiliki gugus karboksil (– COOH) yang bersifat asam (dapat melepaskan
H+) dan gugus amina yang bersifat basa (dapat menerima H+). Oleh karena itu,
asam amino bersifat amfoter (dapat bereaksi dengan asam dan basa).
2.
Asam
amino (kecuali glisin) memiliki atom C asimetris, sehingga asam amino bersifat
optis aktif artinya dapat memutar bidang cahaya terpolarisasi.
3.
Oleh
karena asam amino memiliki gugus yang bersifat asam dan gugus yang bersifat
basa, maka molekul asam amino dapat mengalami reaksi asam-basa intra molekul
membentuk ion zwitter yaitu ion yang bermuatan ganda (positif dan negatif).
Bila asam amino direaksikan dengan asam, maka asam
amino bertindak sebagai basa (anion) yang akan menerima H+ dari asam.
Bila asam amino direaksikan dengan basa, maka asam
amino bertindak sebagai asam (kation) yang akan melepas H+.
Dengan demikian
dalam larutan muatan asam amino tergantung pada pH larutan. Bila asam amino
yang bermuatan positif ditetesi dengan basa yang berarti dinaikkan pHnya maka
asam amino melepaskan H+ sehingga menjadi netral dan seterusnya
menjadi bermuatan negatif. Sebaliknya, bila asam amino yang bermuatan negatif
ditetesi asam yang berarti pH diturunkan, maka asam amino akan menerima H+
dari asam sehingga menjadi pH pada saat asam amino tidak bermuaan disebut titik
isoelektrik. Dengan demikian di bawah titik isoelektriknya asam amino bermuatan
positif dan sebaliknya di atas titik elektriknya asam amino bermuatan negatif.
Dalam keadaan
padat kering, asam amino berada sebagai ion dipolar di mana gugus karboksil
berada sebagai ion karboksilat (–COO–) dan gugus amino berada sebagai gugus
amonium (–NH3+)
Pembentukan Ikatan Peptida
Reaksi yang
terpenting dari asam amino adalah pembentukan ikatan peptida. Dua molekul asam amino dapat berikatan dengan ikatan
peptide dengan melepaskan 1 molekul air antara gugus amino dari satu asam amino
dengan gugus karboksil dari asam amino yang lain.
Molekul yang
terbentuk dari 2 asam amino melalui ikatan peptide disebut dipeptida. Karena
dipeptida masih memiliki gugus amino dan gugus karboksil maka dipeptida dapat
mengikat asam amino yang lain membentuk polipeptida yang disebut protein.
2. Protein
Semua protein
merupakan polipeptida dengan massa molekul relatif besar, biasanya antara 8000
dan 10.000. Karena jumlah asam amino yang menyusun protein beraneka ragam jenis
dan urutannya, maka dari 20 jenis asam amino dapat membentuk protein yang
banyak sekali jenisnya. Seperti halnya dari 26 huruf dapat dibuat kata dan
kalimat yang jumlahnya sangat banyak.
a. Struktur Protein
Struktur protein
sangat kompleks dan memegang peranan penting dalam menentukan aktivitas
biologisnya, struktur protein dibedakan menjadi struktur primer, sekunder,
tersier, dan kuarterner.
1) Struktur Primer
Struktur primer
menyatakan urutan asam-asam amino pada rantai protein dan letak ikatan
disulfida bila ada. Karena protein dapat mengandung 100 atau lebih residu asam
amino sehingga sulit menggambarkan rumus bangunnya. Oleh karena itu digunakan
singkatan 3 huruf untuk tiap asam amino.
Misalnya: Glu – Ala – Lys – Gly – Tyr –
Ala
2) Struktur Sekunder
Hubungan ruang
asam amino yang berdekatan pada struktur primer, mungkin reguler dan berulang
secara periodik. Karena adanya gaya dispersi atau ikatan hidrogen, suatu rantai
polipeptida menggulung seperti spiral (alfa heliks).
3) Struktur Tersier
Struktur tersier
protein merupakan susunan keseluruhan dan hubungan berbagai bagian dari suatu
rantai polipeptida.
4) Struktur Kuarterner
Suatu protein
dikatakan mempunyai struktur kuarterner bila protein terdiri atas 2 rantai
polipeptida atau lebih disatukan oleh gaya dispersi (ikatan hidrogen). Protein
seperti ini dinamakan oligomer, sedangkan asam amino yang menyusunnya disebut
monomer.
b. Sifat-Sifat Protein
– Protein tidak menunjukkan titik cair
tertentu dan tidak dapat disuling.
– Pada umumnya protein bersifat koloid
hidrofil.
– Larutan protein dapat
diendapkan/dikoagulasikan dengan penambahan larutan pekat NaCl, MgSO4,
(NH4)2SO4, alkohol, aseton, asam, dan basa atau dengan pemanasan 100°C. Protein
yang telah dikoagulasikan tidak dapat larut dalam air atau dengan pendinginan
karena telah mengalami perubahan irreversibel yang disebut denaturasi. Protein yang telah mengalami
denaturasi umumnya telah kehilangan fungsi biologinya meskipun rangkaian
asam-asam amino tidak rusak. Denaturasi protein terjadi akibat perubahan
struktur terutama struktur tersier dan struktur kuarternernya.
– Dapat mengalami hidrolisis oleh
asam-asam encer menjadi asam-asam amino. Hidrolisis protein juga dapat
dilakukan oleh enzim protease.
c. Penggolongan Protein
1) Berdasar Fungsi Biologinya
Berdasarkan fungsi
biologinya protein diklasifikasikan menjadi 7 golongan sebagai berikut.
a) Enzim
Enzim merupakan
golongan protein yang terbesar dan sangat penting dalam tubuh makhluk hidup.
Fungsi enzim adalah sebagai katalisator yang spesifik pada reaksi kimia dalam
makhluk hidup. Enzim dapat mempercepat reaksi kimia tanpa terjadi kenaikan
suhu, perubahan pH, dan hasil reaksi tambahan seperti yang terjadi pada
reaksi-reaksi
kimia biasa.
Contoh: pepsin, stipsin, ribonuklease
b) Protein Pembangun.
Protein pembangun
berfungsi sebagai zat pembentuk struktur baik yang baru maupun mengganti sel
yang rusak.
Contoh:
-
Glikoprotein
dalam dinding sel
-
keratin
dalam kulit
c) Protein Transpor
Protein transpor mempunyai
kemampuan mengikat dan memindahkan molekul atau ion spesifik melalui aliran
darah.
Contoh:
-
Hemoglobin
dalam sel darah merah berfungsi sebagai alat pengangkut oksigen dalam darah
-
Mioglobin
sebagai alat pengangkut oksigen dalam jaringan otot
d) Protein Pelindung (Antibodi)
Protein pelindung
berfungsi melindungi organisme dari serangan penyakit.
Contoh:
-
Imunoglobin
(antibodi) dapat menetralkan bakteri, virus, dan antigen (protein asing).
-
Fibrinogen
dan trombin merupakan protein penggumpal darah bila terjadi luka.
e) Protein Pengatur (Hormon)
Protein pengatur
berfungsi mengatur aktivitas sel.
Contoh: Insulin mengatur metabolisme
glukosa.
f) Protein Cadangan
Protein cadangan
disimpan untuk berbagai proses metabolism dalam tubuh.
Contoh: Kasein pada susu, Ovalbumin
pada putih telur
g) Protein Kontraktil
Protein kontraktil
memberikan kemampuan pada sel dan organisme untuk berubah atau bergerak.
Contoh: Aktin dan miosin berperan dalam
sistem kontraksi otot rangka.
2) Berdasar Bentuknya
Berdasar bentuknya
protein digolongkan menjadi dua, yaitu protein globular dan protein serabut.
Protein globular memiliki rantai polipeptida berlipat rapat menjadi bentuk
bulat padat (globular), yang memiliki fungsi gerak.
Contoh: Hemoglobin dan enzim
Protein serabut
memiliki fungsi pelindung, contoh: L–keratin pada rambut dan kolagen pada urat.
3) Berdasarkan Komposisi Kimia
Berdasarkan
komposisi kimianya, protein dibedakan menjadi protein sederhana dan protein
terkonjugasi. Protein sederhana hanya tersusun dari asam-asam amino. Contoh:
enzim ribunoklease.
Pada protein terkonjugasi asam amino
juga terikat gugus lain
Contoh:
Lipoprotein, protein yang terkonjugasi
lipid (lemak)
Glikoprotein, protein yang terkonjugasi
karbohidrat
Fosfoprotein, protein yang terkonjugasi
gugus fosfat
Beberapa reaksi pengenal protein.
1. Reaksi Biuret
Reaksi biuret
adalah reaksi yang umum untuk protein (ikatan peptida). Bila protein ditetesi
dengan larutan NaOH, kemudian larutan CuSO4 encer (2%) maka akan
terbentuk warna ungu. Reaksi ini berdasar adanya gugusan peptida.
2. Reaksi Millon
Reaksi Millon
digunakan untuk mengidentifikasi adanya tirosin pada protein. Bila protein yang
mengandung tirosin dipanaskan dengan merkuri nitrat Hg(NO3)2
yang mengandung asam nitrit, maka akan terjadi jonjot merah.
3. Reaksi Xantoproteat
Reaksi
Xantoproteat untuk menguji protein yang mengandung gugus fenol (cincin
benzena). Bila protein yang mengandung cincin benzena ditambah HNO3 pekat dan
kemudian dibuat alkalis maka akan terjadi warna kuning.
4. Uji Terhadap Belerang
Untuk menguji
adanya belerang dalam protein maka ke dalam protein ditambahkan larutan NaOH
pekat dan dipanaskan, kemudian ditambahkan Pb(NO3)2.
Adanya belerang ditandai terjadinya endapan hitam dari Pbs.
Subscribe to:
Posts (Atom)